Jakarta, JPANews
Chris Komari aktivis Rumah Demokrasi Modern (RDM) memberikan ulasan Perang dagang China semakin meluas, tidak hanya dengan AS, tetapi juga dengan negara-negara EROPA.
Capres Kamala Harris dan Capres Donald Trump sama-sama akan menahan dan mengendalikan pertumbuhan ekonomi China dengan memperluas perang dagang (Tradewars) dengan Tiongkok, tambah Chris Komari aktivis penggagas Partai Demokrasi Modern (PDM)
Investasi asing senilai $15 billion mulai “kabur” dari tiongkok karena takut ancaman perang dagang dengan china berkepanjangan dan hal itu membuat pertumbuhan ekonomi China semakin lemah.
Dalam akun YouTube Firstpost diuraikan lebih rinci keadaan penurunan ekonomi China saat ini.
Selain itu, utang pemerintah lokal di Tiongkok sangat besar dan kehabisan dana untuk membayar utang.
Kondisi itu membuat ratusan investor asing mulai meninggalkan Tiongkok.
Prospek perekonomian Tiongkok, baik jangka pendek maupun jangka panjang kurang baik. Tambahnya.
Negara mana pun yang bergantung pada perekonomian Tiongkok akan terpuruk kecuali mereka segera mengubah kebijakan ekonominya.
Selama ada perang dagang dengan USA dan UNI EROPA, sulit bagi CHINA untuk bisa mencari pengganti 85% market share (USA + UNI EROPA) export barang-brang murahan dari China.
Karena itu, China ngebet memperluas jaringan negara BRICS, tetapi daya beli rakyat dinegara BRICS berbeda dengan daya beli masyarakat di USA dan EROPA.
Meskipun ada 49 negara BRICS, tidak mampu menggantikan 85% market share export barang-brang dari RRC ke USA dan negara UNI EROPA.
Karena itu, meskipun sudah ada 49 negara BRICS, ekonomi China masih terus NYUNGSEP.
Sementara bagi Indonesia pengaruhnya akan ditagih hutang oleh China, pungkas Chris Komari.
oleh : Chris Komari